,.
Tanggal 24 mei 2019 genap satu bulan para Abk nelayan melaut sejak tanggal 24 maret 2019 dari pelabuhan nelayan benoa bali, hari hari di kapal menjadi dingin ,, suasana di kapal nelayan sanjaya 21 bak sell penjara yang memiliki sipir yang bengis .. arogansi para senior menghiasi derita para ABK nelayan yang kecewa dengan kenyataan dikapal saat itu serta memperparah penyesalan yang terus hingap di relung hati para ABK baru ,
Melaut menjadi nelayan di kapal sanjaya21 bukan lah pekerjaan yang mudah dengan penghasilan yang minim hanya untuk mencari 7 ribu rupiah permalam saja sangat sulit didapat ,makan seadanya tidur sedapat nya sunguh kehidupan yang jauh dari kata layak ,, kehidupan dilaut terasa sangat pedih lebih pedih dari para kuli yang mencari suaka dinegri orang ,, kerja memancing cumi 12 jam tak cukup untuk membeli sebungkus nasi ataupun sebungkus rokok para Abk nelayan ..terngiang perkataan sang petugas KKP dikala pengurusan buku pelaut ketika menjabarkan hak dan kewajiban antara lain ; ,para abk nelayan mendapat hak makan dan tidur yang layak ,asuransi ,gaji Rp 2.450.000+intensif+bonus , yang harus mereka iyakan sesuai intruksi para penyalur didepan petugas guna memuluskan keluarnya izin melaut ,tanpa disadari itulah sebuah awal kesalahan yang hanya menguntungkan Perusahaan dan penyalur ,sangat jauh berbeda dengan apa yang ABK dapatkan ..
Terbesit perkataan salah satu ABK nelayan bahwasanya bisa mengumpulkan segala macam bukti vidiovisual maupun bukti lain guna melaporkan kejahatan laut yang terjadi atas para ABK nelayan dilaut dan menyerahkan bukti tersebut kepada lembaga yang memliki kapasitas serta kapabilitas dalam pengusutan kasus kerja paksa serta kejahatan laut yang melanggar peraturan kementrian kelautan serta kementrian ketenaga kerjaan serta melanggar peraturan perundang undangan.. ini benar terjadi di dilingkungan pemerintahan Bali yang merupakan sebuah pemerintahan yang tergolong good goveermen yang menjadi rujukan daerah maupun pemerintahan propinsi lain untuk studi banding ke bali ,hal ini mencoreng muka pemerintahan Bali serta Kementrian kelautan dan perikanan KKP serta kementrian ketenaga kerjaan ..
Hal ini juga sangat mencoreng pemerintahan jokowi yang sangat ingin membersiahkan segala bentuk kecurangan di segala bidang termasuk kementrian kelautan melalui Mentri Puji Astuty yang gencar nembersihan perusahaan maupun pengusaha nakal dari segala bentuk kecurangan dan kejahatan laut di perairan indonesia.. namun faktanya justru terjadi dibali ini ironis sekali ,, inilah negri tercinta yang kaya akan hasil laut namun tak bisa mensejahteraka pekerja laut jangankan cukup bahkan kata layakpun masih jauh untuk para ABK nelayan yang merupakan mesin utama produksi hasil laut. Semoga dengan adanya cerita nyata ini membuat para pembaca tergugah guna menghargai para pejuang pangan di samudra ..
Tidak ada maksut dan tujuan merugikan salah satu pihak dari penulis dan pencerita kisahnyata ini selain untuk kemaslahatan para ABK kedepan yang jumlah nya ribuan dari segala penjuru negri agar tidak lagi mengalami perjuangan di samudra dengan sia sia---